loading...
Oezil merupakan pemain yang berhasil mengantarkan Jerman menjadi kampiun di Piala Dunia 2014. Dia sudah mengenyam 92 penampilan dan mengoleksi 23 gol sejak memperkuat Jerman dari periode 2009.
Dia memutuskan untuk mundur setelah tak kuasa menerima tindakan rasis dari publik Jerman karena melakukan pertemuan dengan Presiden Turki, Erdogan. Berikut Kronologi mengapa dia pensiun dari Der Panzer.
Dikutip dari ESPN, Senin (23/7/2018) bagian pertama adalah Ozil berusaha untuk menjelaskan motif berfoto dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan di London pada Mei 2018. Foto ini merupakan awal dari kontroversi dan akar dari rasisme yang diterima Oezil sehingga memutuskan untuk gantung sepatu.
Oezil, merupakan seorang cucu imigran Turki kelahiran Gelsenkirchen dan seolah-olah menjelaskan bahwa dia memiliki "dua hati, satu Jerman, satu Turki." Pemain berusia 29 tahun itu mengatakan bahwa dia telah bertemu dengan Erdogan beberapa kali sebelumnya, dan telah berfoto bersama dengannya. Tapi Oezil menegaskan bahwa pertemuan tersebut bukan bernuansa politik dengan memberi dukungan kepada Erdogan untuk pemilihan Presiden Turki selanjutnya.
Oezil menambahkan bahwa pertemuan itu tidak dimaksudkan sebagai bentuk dukungan terhadap kebijakan-kebijakan Erdogan, yang mendukung tindakan kerasnya terhadap lawan-lawan politik, melarang kebebasan berbicara dan media yang selama ini telah menimbulkan kecaman luas dari politisi Barat. Pertemuan itu hanya untuk menghormati akar leluhurnya sebagai pria yang memiliki darah Turki.
Hanya Oezil sendiri yang tahu persis apakah alasan sepenuhnya, benar atau tidak. Tetapi sebelumnya bintang-bintang olahraga Turki yang berani mengkritik Erdogan, seperti mantan pemain internasional Hakan Sukur atau pemain NBA, Enes Kanter, telah menghadapi dampak yang parah bagi diri sendiri dan keluarga mereka.
Ini sedikit menjelaskan ketidakmampuan Oezil untuk menjauhkan diri dari Erdogan. Sebaliknya, dia mungkin hanya merasa bahwa Erdogan, yang baru-baru ini terpilih kembali, adalah pemimpin adil yang baik untuk Turki.
Bagaimana pun, apa yang benar-benar hilang dari pernyataan Oezil adalah rasa penyesalan atau bahkan pengakuan. Bahwa pertemuan itu menciptakan gangguan yang tidak tepat pada waktunya dan tidak diinginkan bagi seluruh tim Jerman beberapa hari sebelum mereka berangkat ke Rusia.
Setelah pertemuan tersebut, banyak cibiran yang datang kepadanya, Dia dianggap tidak sepenuh hati menjunjung tinggi nasionalisme Jerman. Puncaknya pertemuan ini juga memiliki benang merah terhadap keputusannya untuk mengkahiri masa bakti di timnas Jerman.
Tapi bagian yang terpenting dalam mengambil keputusan untuk mundur dari timnas Jerman adalah karena dia mengaku menerima tindakan rasis dari Presiden Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB) Reinhard Grindel.
Kemarahan Oezil ditumpahkan pada Grindel yang telah mengkambinghitamkan kegagalan Jerman di Piala Dunia 2018.
Oezil mengatakan dia merasa dikhianati Grindel dengan cara yang tidak konsisten dengan menuduhnya sebagai seorang imigran dan bukan sebagai seorang warga Jerman. Oezil tak terima jika disebut setengah hati memperkuat Jerman di Piala Dunia 2018.
Dia menuduh Grindel sebagai seorang fanatisme dengan berkata, "di mata Grindel dan pendukungnya, saya orang Jerman ketika kami menang. Tetapi saya seorang imigran ketika kami kalah," tulisnya.
No comments:
Post a Comment